Kamis, 30 November 2017

Tugas Teks Anekdot

Wasiat Nenek

Suatu pagi di terminal Muntilan, seorang nenek renta menitipkan cucunya yang masih berusia 10 tahun kepada kernet  bus menuju Semarang. Nenek itu berpesan “Mas, nanti kalo sampe di Secang, tolong anak ini diberi tahu, ya? “Nggih, Mbah, jawab sang kernet. “ Suasana di dalam bus biasa-biasa saja. Para penumpang sibuk dengan urusannya masing-masing.
Bus berangkat menuju ke Semarang. Dalam perjalanan yang belum lama si kecil terus bertanya pada sang kernet “Pak, sudah sampe Secang belum?  Karena mungkin kesal terus ditanya, sang kernet pun menjawab “Belum Le, tenang saja. Nanti saya beri tahu. Kamu tidur saja, pokoknya beres.” Si kecil pun tertidur.
Bus terus berjalan. “Payaman, Payaman, Secang, Secaang siap-siap turun. Bus pun masuk terminal Secang, beberapa penumpang turun melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing. Selanjutnya bus meninggalkan Secang ke arah Semarang. Kira-kira 1 km lepas dari Secang, si kecil terbangun. “Pak, sudah sampe Secang?  Sang kernet kaget, ia lupa pesan nenek tadi untuk memberi tahu si kecil jika sudah sampai Secang.
Sang kernet pun minta persetujuan penumpang yang lain tentang si kecil. Karena merasa kasihan, para penumpang pun menyetujui bus balik ke Secang. Akhirnya, bus balik ke Secang. Sampai di Secang sang kernet memberi tahu kepada si kecil. 
“Le, nih sudah sampe di Secang. Sesuai dengan pesan nenekmu tadi to? Namun, si kecil tetap santai. Sang kernet dan para penumpang lain mulai tak sabar menunggu si kecil untuk segera turun dari bus. “Ayo Le,ini Secaaang! Kamu harus turun” sesuai amanah nenekmu.
“Terima kasih, Pak. Saya juga sudah melaksanakan pesan nenekku. Bungkusan ini sudah saya buka untuk sarapan. Ayo, Bapak ikut makan.” 
” Begituuuu? Wedhuuuus!, geram sang kernet sambil meninju-ninju kepalanya sendiri.
Sambil menahan marah para penumpang lain pun hanya bisa tertawa dalam hati. Bus pun bergegas kembali menuju Semarang. 

Pertanyaan bacaan
1.    Struktur teks anekdot

Struktur
Deskripsi
Abstrak
Seorang nenek renta menitipkan cucu yang berusia 10 tahun kepada kernet  bus yang menuju Semarang. Nenek itu berpesan “Mas, nanti kalo sampe di Secang, tolong anak ini diberi tahu, ya? “Nggih, Mbah, jawab sang kernet.

Orientasi
Bus berangkat menuju ke Semarang. Dalam perjalanan si kecil terus bertanya pada sang kernet “Pak, sudah sampe Secang belum?  Mungkin karena kesal terus ditanya, sang kernet pun menjawab “Belum Le, tenang saja. Nanti saya beri tahu. Kamu tidur saja, pokoknya beres.” Si kecil pun tertidur.

Krisis
Bus terus berjalan. “Payaman, Payaman, Secang, Secaang siap-siap turun. Bus pun masuk terminal Secang, beberapa penumpang turun melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing. Selanjutnya bus meninggalkan Secang ke arah Semarang. Kira-kira 1 km lepas dari Secang, si kecil terbangun. “Pak, sudah sampe Secang?  Sang kernet kaget, ia lupa pesan nenek tadi untuk memberi tahu si kecil jika sudah sampai Secang.
Sang kernet pun minta persetujuan penumpang yang lain tentang si kecil. Karena merasa kasihan, para penumpang pun menyetujui bus balik ke Secang. Akhirnya, bus balik ke Secang. Sampai di Secang sang kernet memberi tahu kepada si kecil. 

Reaksi
“Le, nih sudah sampe di Secang. Sesuai dengan pesan nenekmu tadi to? Namun, si kecil tetap santai. Sang kernet dan para penumpang lain mulai tak sabar menunggu si kecil untuk segera turun dari bus. “Ayo Le,ini Secaaang! Kamu harus turun” sesuai amanah nenekmu.
“Terima kasih, Pak. Saya juga sudah melaksanakan pesan nenekku. Bungkusan ini sudah saya buka untuk sarapan. Ayo, Bapak ikut makan.” 

Koda
Sambil menahan marah para penumpang lain pun hanya bisa tertawa dalam hati. Bus pun bergegas kembali menuju Semarang. 

2.    Isi bacaan “Wasiat Nenek”
Masalah yang dibahas
 Seorang nenek menitipkan cucunya kepada seorang kernet bus dan berpesan agar sang kernet memeberitahu cucunya jika sudah sampai di Secang. Namun sang kernet lupa memberitahu cucu si nenek jika telah sampai di Secang.
Unsur humor
Kernet yang salah tanggap dan langsung meminta bus kembali ke Secang demi si cucu nenek. Padahal si cucu hanya minta diberitahu jika telah sampai di Secang untuk memakan sarapannya.
Makna tersirat
Seorang yang tidak  memhami suatu perintah dan amanah.
Amanat teks
Pahami dahulu amanah atau perintah dari seseorang, konfirmasi dahulu apa yang diminta dari perintah tersebut, jangan asal melakukannya.

3.    Isi bacaan “Cara Keledai Membaca Buku”
Masalah yang dibahas
Seseorang yang diminta raja untuk mengajari seekor keledai mambaca buku.
Unsur humor
Raja yang terheran-heran dengan keledai yang bisa membaca sebuah buku.
Makna tersirat
Orang yang membaca buku tanpa mengetahui isinya maka sama halnya dengan seekor keledai.
Amanat teks
Kita sebagai seorang pembaca hendaknya paham dan tahu maksud dari bacaan tersebut jangan hanya sekedar tahu saja. Jika hanya sekedar tahu maka kita sama saja dengan binatang keledai.

4.    Tentukan ciri kebahasaan teks anekdot dengan memberikan bukti, masing-masing ciri lima bukti!
a.       Umumnya menggunakan bahasa informal
·         “Le, nih sudah sampe di Secang. Sesuai dengan pesan nenekmu tadi to?
b.      Bersifat naratif
·         Sang kernet pun minta persetujuan penumpang yang lain tentang si kecil. Karena merasa kasihan, para penumpang pun menyetujui bus balik ke Secang. Akhirnya, bus balik ke Secang. Sampai di Secang sang kernet memberi tahu kepada si kecil. 
c.       Menggunakan kata hubung
·         Selanjutnya bus meninggalkan Secang ke arah Semarang.
·         Akhirnya, bus balik ke Secang.
·          
d.      Menggunakan kalimat seru
·         ” Begituuuu? Wedhuuuus!
·         “Ayo Le,ini Secaaang!
e.        Menggunakan kata kerja aksi
·         Dalam perjalanan yang belum lama si kecil terus bertanya pada sang kernet.
·         Bus terus berjalan. “Payaman, Payaman, Secang, Secaang siap-siap turun.
·         Kira-kira 1 km lepas dari Secang, si kecil terbangun.
·         Sampai di Secang sang kernet memberi tahu kepada si kecil. 
·         Sambil menahan marah para penumpang lain pun hanya bisa tertawa dalam hati
f.         Menggunakan penanda waktu

·         Suatu pagi di terminal Muntilan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CERPEN DUNIA SEKOLAH

                      DUNIA SEKOLAH     Duniaku tidak jauh dari sekolah. Satu setengah tahun aku di sekolah ini banyak sekali pengalama...